Laman

Rabu, 25 Mei 2011

ORGAN REPRODUKSI DAN HORMON PRIA



II. 1   Kelenjar
a.      Testis
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk. Testosteron dihasilkan oleh testis, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin, dan turun melalui saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan.
Kelenjar testis, bentuknya seperti telur, banyaknya 2 buah menghasilkan sel mani atau sperma. Testis terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayamtersimpan di dalam skrotum masing-masing di tunika albugenia testis. Di belakang testis, selaput ini agak menebal sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastenum testis.
Testis terdiri dari belahan-belahan yang bernama lobulus testis. Testis juga menghasilkan hormon testosteron dan bekerja sebagai kelenjar endoktrin. Hormon testosteron ini berfungsi untuk menentukan sifat-sifat kejantanan. Contoh: Tumbuhnya jenggot dan jakun, suara yang membesar, serta bentuk badan yang besar dan kuat.
3
Fungsi testis:
1.         Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminiferus.
2.         Menghasilkan hormon testosteron, dilikukan oleh sel interstisial.
3.         Dikirim melalui saluran yang terdapat di belakang buah pelir dan melewati sebelah dalam.
Di sebelah belakang saluran ini terdapat duktus deferens. Kelenjar testis menghasilkan hormon FSH dan LH. Di samping itu testis dapat menghasilkan hormon testosteron. Hormon testosteron ini disekresi oleh testis, sebagian besar berkaitan dengan protein plasma. Beredar dalam darah 15-30 menit, kemudian disekresi.
Testosteron dihasilkan pada anak usia 11-14 tahun. Pembentukan ini meningkat dengan cepat pada permulaan pubertas dan berlangsung hampir sepanjang kehidupan. Berkurangnya kecepatan produksi setelah umur 40 tahun. Pada umur 80 tahun menghasilkan testosteron lebih kurang 1/5 dari nilai puncak. Testosteron meningkat kecepatan sekresinya oleh beberapa kelenjar utama pada kelenjar sebasea. Pada wajah menimbulkan jerawat, gambaran yang paling sering pada pubertas.
b.      Vesika seminalis
Gambar 1.2 Vesika seminalis

Kelenjar yang panjangnya 5-10 cm, berupa kantong seperti huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis bersama dengan cairan prostat merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa yang merupakan sumber energi untuk spermatozoa.
4
 Vesika seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hampir masuk prostat. Dindingnya tipis, mengandung serabut otot dan mukosa, terbagi menjadi ruang-ruang dan lekuk-lekuk yang penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membran mukosa.
Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis. Duktus vesikula seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens. Penggabungan dari kedua duktus ini membentuk duktus baru yang bernama duktus ejakulatorius yang bermuara pada 2 buah kelenjar tubulo alveolar yang terletak di kanan dan kiri di belakang leher kandung kemih. Sekret vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani. Fungsinya menghasilkan cairan yang disebut semen untuk cairan pelindung spermatozoa.
a.      Prostat
Gambar 2 Prostat
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urinaria di sekitar uretra bagian atas. Kelenjar prostat kira-kira sebesar buah kenari. Letaknya dibawah kandung kemih mengelilingi uretra dan terdiri dari kelenjar majemuk, saluran dan otot polos. Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur sekret dari testis. Perbesaran prostat akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urine.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas empat lobus yaitu :
1.         Lobus posterior
5
2.         Lobus lateral
3.         Lobus anterior
4.         Lobus medial
Fungsi kelenjar prostat menambah cairan alkalis pada cairan seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagma. Kelenjar bulbo uretralis terletak disebelah bawah dari kelenjar prostat panjangnya 2-5 cm. Fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat.

II. 2   Duktus Duktuli
a.      Epididimis
Gambar 2.1 Anatomi Reproduksi Pria
Epididimis merupakan saluran halus yang panjangnya + 6 cm terletak di sepanjang atas tepi dan belakang dari testis. Terdiri dari kepala/kaput yang terletak di atas kutup testis.
Badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan viseral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran ini dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis merupakan bagian dari kaput epididimis. Duktus eferentis panjangnya + 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara ke duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan. Masuk ke dalam vas deferens.
6
Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum diejakulasi, dan memproduksi semen.
Semen terdiri dari sekret epididimis vesika seminalis dan prostat serta mengandung spermatozoa yang dikeluarkan setiap ejakulasi. Spermatozoa bergerak dalam semen, lingkungan cairan alkalis melindungi dari keasaman.
b.      Vas deferens
Tabung berdinding tebal. Dimulai pada ujung bawah epididimis yang merupakan sambungan dari salurannya, berjalan ke arah atas di belakang epididimis, melalui canalis inguinalis, memasuki pelvis, dan berjalan di bagian belakang kandung kemih, tempat saluran tersebut terletak di sebelah medial vesicula seminalis pada sisi yang sama.
c.       Vesiculi seminalis
Pembuluh yang dibentuk oleh tabung bersakulasi yang berkelok-kelok, terletak pada setiap sisi, pada bagian belakang kandung kemih.
d.      Ductus ejakulatorius
Saluran yang sama untuk vas deferens dan vesicula seminalis. Saluran ini berjalan melalui kelenjar prostat bermuara ke dalam uretra pars prostatica.
e.       Uretra
Uretra memasuki corpus spongiosum di bagian posterior, berjalan di sepanjang corpus spongiosum dan bermuara pada meatus uretra eksterna pada ujung glans penis.

II. 3   Bangun Penyambung
a.      Skrotum
Skrotum adalah kantong tempat testis. Kulitnya tipis dan berpigmentasi. Musculus cremaster adalah lapisan otot tipis di dalam skrotum yang dengan berkontraksi mengangkat testis.
b.      Tunica albuginea
Tunica albuginea adalah kapsul fibrosa testis. Tunica vaginalis adalah lapisan ganda, dengan rongga potensial di antara kedua lapisan tersebut, yang mengelilingi testis kecuali bagian posterior.

7
c.       Penis
Penis terdiri dari tiga badan silinder-corpora cavernosa dextra dan sinistra dan corpus spongiosum di bagian sentral. Di bagian belakang melekat dengan bagian samping os pubis dan pada perineum.
d.      Glans penis
Glans penis adalah pembesaran jaringan tempat corpus spongiosum membesar pada ujung penis. Bagian ini di bungkus oleg prepusium.

II. 4   Hormon pria
a.         Testosteron
Testosteron adalah hormon kelamin laki-laki yang di sekresi oleh sel interstitial.
b.        Gonadotropin
Kelenjar hipofise anterior menyekresi dua hormon gonadotropin, FSH dan LH. Kedua hormon ini mempunyai peranan penting yaitu mengatur fungsi seksual pria. FSH untuk pengaturan spermatogenesis, perubahan spermatosid primer menjadi spermatosid sekunder dari kelenjar hipofise anterior agar spermatogenesis berlangsung sempurna. LH mengurangi sekresi testosteron kembali ke tingkat normal untuk melindungi terhadap pembentukan testosteron yang selalu sedikit.

II. 5   Fisiologi Reproduksi Pria
a.         Spermatogenesis
Pada tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil, dinamakan spermatogenia menjadi spermatosit membelah diri menjadi dua spermatosit yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa spermatid, pertama kali dibentuk masih mempunyai sifat umum sel epiteloid. Kemudian sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi spermatozoa terdiri dari kepala, leher, badan, dan ekor.
b.        Sperma
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma masuk ke seminiferus selama 18 jam sampai 10 hari hingga mengalami proses pematangan.
8
Epididimis menyekresi cairan yang mengandung hormon, enzim, dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan sperma. Sebagian besar pada vas deferens dan sebagian kecil di dalam epididimis.
Setelah terbentuk dalam tubulus seminiferus, sperma membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati epididimis, bergerak dari tubulusseminiferus bagian awal epididimis selama 18 jam-24 jam.
Kedua testis dapat membentuk sperma kira-kira 120 juta setiap hari, sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididimis, dan sebagian besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens. Testis dapat mempertahankan vertilitasnya dalam duktus genitalis selama 1 bulan, dengan aktifitas seksual yang tinggi penyimpanan hanya beberapa hari saja.
Motilitas dan fertilitas sperma karena gerakan flagella melalui medium cairan sperma normal cenderung untuk bergerak lurus berputar, aktifitas ini ditingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Aktivitas sperma meningkat bersamaan dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus genitalia wanita hanya dapat hidup 1-2 hari.
c.         Semen
Berasal dari vas deferens, merupakan cairan yang terakhir diejakulasi. Semen berfungsi mendorong sperma sperma keluar dari duktus ejakulatorius dan uretra, cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula seminalis membentuk kuagulum yang lemah. Walaupun sperma dapat hidup dalam beberapa minggu dalam duktus genitalia pria, setelah sperma di ejakulasi ke dalam semen jangka hidup maksimal sperma hanya 24-48 jam.






9
II.12          Tindakan Seksual Pria
·         Rangsang saraf untuk melaksanakan tindakan seksual pria
Isyarat saraf terpenting untuk memulai tindakan seksual pria berasal dari
dalam glans penis, karena glans penis mengandung sistem organ akhir sensoris yang sangat rapi, yang menghantarkan ke susunan saraf pusat suatu modalitas kesan khusus yang dinamakan kesan seksual. Kerja pemijitan glans waktu hubungan kelamin merangsang organ akhir sensorik, dan kesan seksual selanjutnya dihantarkan melalui nervus pudendus, kemudian ke pleksus sakralis masuk bagian sakral medula spinalis, dan akhirnya berjalan ke atas melalui medula spinalis menuju ke daerah serebrum yang belum jelas. Impuls juga dapat masuk medula spinalis dari daerah-daerah yang berdekatan dengan penis untuk membantu merangsang tindakan seksual. Misalnya, perangsangan epitel anus, skrotum, dan struktur perineum umumnya semua dapat mengirimkan impuls ke dalam medula spinalis yang menambah kesan seksual. Kesan seksual malahan dapat berasal dari struktur interna, seperti perangsangan daerah uretra, kandung kemih, prostat, vesika seminalis, testis dan van deferens. Tentu saja salah satu penyebab “dorongan seksual” mungkin oleh pengisian berlebihan organ seksual dengan sekret. Infeksi dan peradangan organ seksual ini kadang-kadang hampir selalu menyebabkan hasrat seksual yang terus menerus, dan obat “ofrodisiak” seperti kantarid, meningkatkan hasrat seksual dengan mengiritasi mukosa kandung kemih dan uretra.
            Unsur Psikis Perangsangan Seksual Pria. Rangsangan psikis yang sesuai dapat sangat meningkatkan kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan seksual. Memikirkan gagasan seksual atau malahan mimpi sedang melakukan hubungan seksual dapat menyebabkan terjadinya tindakan seksual pria dan mencapai puncaknya pada ejakulasi. Tentu saja emisi noturna waktu mimpi terjadi pada banyak pria selama beberapa stadium kehidupan seksual, khususnya selama usia belasan tahun.


10
·         Stadium-stadium tindakan seksual pria
Ereksi. Ereksi merupakan efek pertama perangsangan seksual pria, dan
derajat ereksi sebanding dengan derajat perangsangan, baik oleh psikis atau fisik.
Pelumasan. Selama perangsangan seksual, impuls parasimpatis, selain meningkatkan ereksi, menyebabkan kelenjar Littre dan kelenjar bulbouretralismenyekresi mukus.  
Emisi dan Ejakulasi. Emisi dan ejakulasi merupakan puncak tindakan seksual pria. Bila rancangan seksual menjadi sangat kuat, pusat-pusat refleks medula spinalis mulai memancarkan impuls simpatis yang meninggalkan medula spinalis pada L-1 dan L-2dan menuju ke organ genitalia untuk memulai emisi, yang merupakan pendahulu ejakulasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar